Friday, November 21, 2008

i'm a happy person!

Laid-back Doers are friendly, happy persons. They enjoy being together with other people. Smart, eloquent, witty and charming, they like to be the centre of attraction. They do not like to be alone. Their zest for life ensures that others feel well in their company and that they quickly get to know people. Laid-back Doers get the best out of every moment - many people of this type have a gift for making their whole life one big party. Boredom is unknown in their presence because they are very good at carrying others away with their enthusiasm, their good mood and their optimism.

Abstract thinking and profound philosophising about the meaning of life appeal less to Laid-back Doers. They are pragmatic, realistic and live completely in the here and now. At work too, they prefer it when it’s all go and they can act out their purposeful manner to the full. They have no problem handling several tasks at once and they blossom out in crisis situations! A varied field of activity with a lot of social contacts is just the right thing for them. One will also seldom find them inactive in their spare time; due to their open, curious nature, they mostly have many hobbies and interests. They are not afraid of the unknown: as they are flexible and creative, they quickly adjust to new situations and make the best of them. They sometimes come into conflict with strict rules or hierarchies by which they quickly feel constrained and against which they rebel.

As friends, Laid-back Doers are generous, helpful persons who attach great importance to harmonious relationships and a good atmosphere. Their sociable manner means that they have a large circle of friends and they love having the house full of many different types of guests. They are happy to give in to their spontaneous moods and fancies in the just one or two important things. This makes them appear somewhat unpredictable to those with a quieter nature. When it really matters, you can rely on them one hundred percent. As partners, they are creative, impetuous and imaginative - as long as their partner knows how to fascinate them. They can hardly stand boredom or routine in a relationship. They do not like conflicts at all; if a relationship becomes too strenuous or involves too much effort, they tend to withdraw from the partnership and start to look for a new partner. However, if one manages to keep their curiosity alive in the long term and surprise them again and again, one has a loyal and loving partner.

Adjectives which describe your type

extroverted, practical, emotional, spontaneous, enthusiastic, friendly, playful, lively, talkative, nonchalant, tolerant, happy, pleasant, generous, flexible, wily, attractive, relationship-oriented, generous, adventurous, fun-loving, creative, helpful, action-loving, casual, sociable, open, sensitive, touchy, erratic, curious, noncommittal, action-loving

These subjects could interest you

going out, dancing, parties, cinema, eating out, sport and travel (club holidays), music, trekking, camping, hiking, cooking, handicrafts, nature

si panther ungu



You are Purple Panther who tends to be precautious, and unlike your gentle atmosphere you are strong-minded and courageous woman.
You don't listen to other people, and carry out with your opinion.
Although you don't possess coolness to see things objectively, and analyze subjects intelligently, you have great natural instinct.
You have flexible thoughts, and can lead life with perseverance.
You will not miss opportunity.
You can adapt and sort out difficulties that you come across.
You can face the things that interest you with unusual effort and spirit, but you will not even try to see those things that you are not interested.
You seem like a gentle and kind person, but really you possess lots of problems and are always struggling within yourself.
People are unable to understand your complicated feelings.
This increase your problems further.
You are a person with great dreams and are active and possess straight forward baldness.
You can show this talent in your career.
You will not be able to stay quietly at home as a housewife.

Thursday, September 11, 2008

risma's farewell




saya, risma, rena, karin.
ini adalah foto-foto saya bersama sahabat.
tapi sebenarnya kurang dua orang, yodida dan gina.

kangeeeen. =)

wisata ke dufan bersama ipeh




jadi yaaa... sekira setahun lalu saya kan ke dufan bareng anak-anak kampus. tapi si ipeh enggak ikut. jadi lah dia pengen banget ke dufan. untung kakak saya berbaik hati memberikan 5 tiket gratis. maka jadilah kami wisata ke dufan mengajak si ipeh ini.

inilah foto-fotonya.

ten facts about me

1. Each blogger must post these
rules
2. Each blogger starts with ten random facts/habits about themselves
3. Bloggers that are tagged need to write on their own blog about their ten
things and post these rules. At the end of your blog, you need to choose ten
people to get tagged and list their names.
4. Don’t forget to leave them a comment telling them they’ve been tagged and to
read your blog.


Dari minggu lalu si Dinda a.k.a. Dina Olivia rekan sesama artis udah nge-tag saya biar ikutan posting 10 facts about me. Tapi waktu itu saya lagi online dalam kondisi buru-buru, jadi belom bisa posting deh. Nah, pas kemaren buka multiply lagi, tau-tau si Tia juga men-tag. Yaaah, karena kelihatannya banyak yang ingin saya posting juga, ya udah lah saya ikutan aja deeeeeeh..

 

Jadi ya, saya itu:

 

1. Punya nama yang unik.

Well, mungkin ada yang menganggap nama saya aneh. Kan biasanya nama orang itu Tata atau Tetty. Kalau saya beda. Huruf vokal pertamanya "E", dan huruf vokal keduanya "A". Jadinya: T-E-T-T-A, dengan huruf "T" dobel.  Kadang agak susah juga ketika saya harus menyebutkan nama saat berkenalan.

Saya      : "Halo, nama saya Tetta."

Orang    : "Halo. siapa tadi namanya?"

Saya      : "Tetta"

Orang    : "Oh, Tata!"

Saya      : "Bukan. Tetta."

Orang    : "Oh  sorry. Reta ya?"

Saya      : "Bukan. Tetta!"

Dan biasanya percakapan berakhir dengan pengucapan nama saya yang tetap salah, dan saya sudah malas mengoreksi. Suka-suka dia sajalah. Tapi yang paling menyebalkan, kalau huruf vokal terakhir nama saya diganti dengan huruf "E". Jadilah nama saya bernada porno: tete. Waktu SD, tidak sedikit yang memlesetkan nama saya jadi tete. Yang paling parah, guru ngaji saya juga salah sebut. "Habis namanya tanggung sih," begitu elak si guru ngaji di depan kelas. Yeah, whatever. Sampai sekarang, masih ada yang memlesetkan nama saya seperti itu. Dan saya sudah tidak ambil pusing lagi. Ada yang memanggil tete, tetsie, tetsuo, etc. Terserah saja deh, yang penting orangnya tidak salah kan? Hehe.

Cerita di balik pemberian nama saya pun agak njelimet. Saat bingung-bingung mau memberi nama apa, Papa saya--yang kurang kreatif--mengusulkan nama Tusi. Alasannya sederhana, Tusi adalah singkatan dari sabTu Siang. Hahaha. Hampir saja nama saya jadi Tusi, karena si Papa agak ngotot dan menganggap idenya brilian. Untung Mama saya menolaknya dan mengajukan nama Tetta yang artinya empat. Katanya sih, dari angka Yunani: alpha, beta, gamma, tetta. Begitu. Jadilah nama saya Tetta Riyani Valentia!

note: Senior saya di kampus ada yang namanya Tussie. Halo Tussie! Kalau saja Mama saya waktu itu tidak menemukan nama Tetta, nama kita akan sama ya. Hehe. Apa nama kamu juga artinya sabtu siang? :p

 

2. Berwajah pasaran.

Banyaaaak sekali orang yang begitu melihat saya langsung bilang, "Dia mirip si anu ya?" Cerita tentang dimirip-miripin ini bermula saat SMP. Waktu kelas 2, teman-teman saya menyangka adik saya juga masuk SMP yang sama. Si anak kelas 1 itu katanya mirip dengan saya. Kulitnya agak gelap, rambut hitam lurus, dan badannya kurus. Cuma si anak kelas 1 ini matanya lebih sipit. Lah, gimana mau punya adik? Wong saya sendiri juga anak bungsu. Ckckck.

Lanjut ke SMA. Kelas 2, ada seorang cowok yang PDKT ke saya. Alasan awal dia tertarik sama saya ya karena saya mirip gebetannya dulu. Dan ternyata bukan cuma si cowok ini aja yang bilang mirip, mama dan adiknya juga sependapat. Tapi ya sudahlah. Saya sih tidak merasa dijadikan pengganti atau bagaimana. Karena saya merasa kami cocok, jadi ya akhirnya jalan bareng. Si cewek yang katanya mirip saya ini juga enggak pernah jadi masalah kok. Kenal juga enggak, hehe.

Nah, kalau pas kuliah, banyak banget yang mirip-miripin saya dengan orang lain. Adik sepupu teman saya pernah bengong melihat saya dan bilang, "Kakak Tetta mirip yang main Si Cantik dan Si Buruk Rupa ya!" Dan rupanya yang dimaksud adalah Dhini Aminarti! Hahahaha, Alhamdulilah :D Pernah juga pas lagi melewati segerombolan anak SMA, mereka bilang "Eh, mirip itu ya, yang jadi Mili di sinetron AADC." Siapa coba yang dimaksud? Jeng jeng jeng jeng: Nadia Saphira! Hahahaha. Pokoknya banyak banget lah. Dari senior saya yang namanya Imung [saya juga belum pernah ketemu orangnya], temennya temen aku, si Fenny, Amelia Vega [Miss Universe 2003 yang cantik luar biasa itu], Shanty si mantan VJ MTV, sampai yang paling fenomenal: CAMERON DIAZ! Hahahaha. Alhamdulilah. Tapi, dari sekian banyak nama artis yang dimirip-miripin sama saya, kok nasibnya enggak ada yang nular ya? Hehehe.

 

3. Tidak suka pedas.

 Padahal, Mama saya orang Minang. Semua kakak saya suka pedas, Bahkan, Papa saya yang orang Jawa juga suka pedas. Hampir setiap hari di meja makan harus tersaji sambal. Mungkin, selain kulit gelap khas orang Jawa, rupanya saya juga mewarisi lidah jawa. Walau tidak suka pedas, saya suka sate padang. nyamnyamnyam. Selain itu, wiiih, sebisa mungkin saya tidak makan makanan pedas. Begitu rasa pedas sampai di lidah, rasa panas langsung menyerbu. Tak lama setelah itu, keringat mulai menetes di dahi. Kalau pedesnya kebangetan, saya bisa menangis. Dan semua itu saya tidak suka. Rasanya acara makan malah jadi siksaan. Huuuh.

Tapi, walau tidak suka sambal, saya suka bikin sambal. Kata keluarga saya sih, rasanya enak. Makanya saya suka disuruh bikin sambal. Tapi, saya tidak tahu kebenarannya, karena saya hampir tidak pernah makan sambal bikinan saya sendiri.

 

4. Impulsif.

Gerak refleks saya sangat canggih! Cihuy. Kadang-kadang bahkan saya suka tidak sadar melakukan suatu hal gara-gara si gerak reflek itu terlalu hebat. Saya beberapa kali pernah mengangkat telepon tanpa sadar saat sedang tidur. Dan ternyata saya tidak sekedar mengangkat telepon saja. Saya bahkan mampu mengobrol dalam keadaan tidak sadar tersebut. Atau contoh lain dari gerak refleks saya yang terlalu hebat. Saat sedang nginep di kosan Lia, saya pernah terbangun dari tidur gara-gara mendengar teman saya mencari-cari DVD. Padahal ya, saat itu saya beneran lagi tidur. Ujug-ujug saya bangun dan mengambil DVD tersebut, kemudian beranjak tidur lagi. Hehehe. Banyak juga sih kejadian yang menyangkut gerak refleks saya ini. Cuma yang paling saya inget mah, ya ini.

 

5. Tidak ngoyo.

Saya ini orang yang tergolong santai. Apa yang ada di depan mata ya dijalanin. Ada tugas atau kerjaan, ya kerjakan semaksimal mungkin. Saya akan kerjakan dengan menggunakan seluruh kemampuan saya. Tapi saya tidak bertekad mengerjakan itu dengan tujuan menciptakan sesuatu yang hebat, brilian, atau luar biasa. Kalau ternyata apa yang saya kerjakan dinilai lebih, ya itu nilai plus saja. Saya sih lebih bersyukur dengan apa yang ada sekarang. Saya tidak mau mengingkari rezeki yang sudah saya miliki. Sepertinya saya jarang melihat ke atas. Saya lebih menikmati kondisi saya yang sekarang. Kalau harus keluar dari comfort zone saat ini, ya dijalanin. Let it flow lah pokoknya. Yang jelas, buat saya, pilih apa yang bisa membuat kamu bahagia. Tujuan hidup cuma satu bukan? Yaitu untuk hidup bahagia. :)

 

6. Punya resolusi 2008.

Sebelumnya, saya hampir tidak pernah membuat resolusi. Tapi tahun ini, entah kenapa ujug-ujug saya bikin resolusi. Saya punya dua resolusi tahun ini. Pertama, saya mau [dan harus] lulus tahun ini. Mau wisudanya November kek, mau wisuda Februari kek, yang penting saya lulusnya tahun ini! Sekarang saya lagi berusaha mewujudkan resolusi yang satu ini. Semoga saja, memang bisa tahun ini! Jadinya rencana-rencana saya di tahun mendatang tidak terhambat. :)

Resolusi kedua adalah lancar nyetir mobil. Hihihi. Agak telat ya? Teman-teman saya menjalani fase ini saat SMA. Sementara saya, sekarang baru beres les nyetir. Itupun belajarnya di Bandung. Bapak yang ngajar sih bilang saya sudah mahir. Nah, bermodal pujian dari si bapak eta, saya coba membawa mobil di Jakarta. Percobaan pertama, agak lancar. Masih kagok sih, tapi seenggaknya bisa nyampe tempat yang dituju dengan selamat lah. Hehehe. Percobaan kedua, hasilnya malah berantem sama Soleh. Hahaha. Karena masih takut-takut, saya membawa mobil dengan perlahan. Dan tiba-tiba si mesin mati. Jeng jeng jeng jeng! Di belakang ada mobil, dan jalan agak menanjak. Saat saya coba menjalankan mobil, mobilnya malah mundur dan nyaris menabrak mobil di belakang. Karena kesal si Soleh ngomel-ngomel mulu, akhirnya saya turun saja dari mobil dan suruh dia yang nyetir. Hehehe. Percobaan ketiga? Belum ada. Doakan saja, di percobaan ketiga saya sudah lancar ya!

 

7. Bisa tari Bali.

Hehehe. Ini gara-gara Mama saya yang tidak suka melihat anaknya tidak punya kegiatan. Waktu SD, Mama mendaftarkan saya les tari Bali di sebuah Pura terdekat. Maka jadilah saya les tari Bali selama beberapa tahun. Mulai dari tari pendet, panji semirang, sampai tari legong saya bisa. Kalau tidak salah, total tarian yang saya pelajari ada 12. Eh, benar tidak ya? Kurang lebih segitu lah. Terakhir kali saya menari di depan umum itu waktu kelas 3 SMA. Waktu itu saya diminta menggantikan seorang teman untuk berpartisipasi di pertunjukkan tari kontemporer yang tampil di HSK. Hahaha. Waktu itu saya tampil bersama 15 orang teman. Tiap tiga orang mewakili daerah-daerah yang berbeda. Saya mewakili daerah Bali, sementara yang lain ada yang mewakili Kalimantan, Jawa Barat, dsb. Kami tampil agak pagi, jadi yang nonton paling cuma panitia saja. Hehehe.

 

8. Berpotensi menjadi seorang games freak!

Untung saja saya tidak mengenal [bisa memainkan] game-game arcade macam Warcraft atau Diablo atau game online macam Ragnarok. Kalau tidak, hahaha, kuliah saya bisa hamcur! Masalahnya, sekarang aja kalau dapet game tycoon aja girangnya bukan main. Dan saya selalu obsesi bisa menyelesaikan game itu secepatnya. Kalau sudah tamat, diulang lagi sampai nilainya sempurna. Selain itu, saya juga hobi mencetak high score di komputer orang. Dulu, saya pertama kali kenal game Bounce dari komputer Lia Jambi. Awalnya mah bego. Tapi karena tekad saya untuk mencetak high score, saya pernah sengaja enggak kuliah dan main di kosan Lia sampai akhirnya berhasil mencetak high score! hahaha. Sampai sekarang si Lia belum bisa mengalahkan high score yang saya cetak. Dia selalu kesal tiap melihat high score bounce di komputernya. Dan kalau dia gagal terus mengalahkan saya, dia bilang mau me-reset si high score itu. Hehehe.

 

9. Bercita-cita punya coffee shop!

Heuheuheu. Entah dari kapan, keinginan ini sudah muncul. Saya juga tidak tahu apa pemicunya. Yang jelas, saya selalu membayangkan enaknya punya coffee shop sendiri. Saya bisa nongkrong di situ tiap hari tanpa mengeluarkan uang. Terus, saya duduk di sebuah sofa yang besar dan empuk sambil membaca buku, mendengarkan musik bernuansa jazz, sambil pelan-pelan menyeruput kopi. Hmmmm. Sepertinya nyaman sekali kan? Terus, kalau teman saya mengadakan acara, tidak perlu susah-susah, pakai saja coffee shop saya sebagai venue. Mau pameran? Silahkan. Mau kongkow-kongkow aja? Monggo. Atau mau bikin show kecil-kecilan? Sok aja atuuuh. Dijamin semua senang lah pokoknya. Hahahaha. Makanya, doakan dong biar cita-cita saya ini cepat tercapai! :D

 

10. Suka cerita.

Dari kecil, saya sudah suka becerita. Dan kadang-kadang, cara saya bercerita suka berlebihan. Misalnya waktu kecil, saya dan sepupu pernah diajak ke pasar. Tiba-tiba sepupu saya ini melihat orang jualan mainan dan berhenti. Rombongan saya tidak sadar dan meninggalkan dia. Ketika sadar, semua panik. Untung tak lama dia berhasil ditemukan. Sampai di rumah, saya langsung bilang, “Tadi si kakak hilang di belanjaan!” cerita saya dengan mimik serius dan nada meninggi. Orang rumah pun tertawa mendengar cerita saya, tapi saya bengong kenapa mereka malah ketawa. Hehehe. Pernah juga waktu kecil, selesai shalat Teraweh, saya melihat Papa saya bersalam-salaman. Tau-tau saya teriak ke keluarga saya, “Ya ampuuun! Papa Tetta salaman!” Hahahaha. Lebay bukan? Saya juga bingung kenapa Papa saya salaman mesti menjadi sesuatu yang “Ya ampun. Hehehe. Namanya juga anak kecil. Kebiasaan cerita ini terbawa sampai sekarang. Dengan Soleh, saya terbiasa cerita apa saja. Padahal sebenarnya enggak penting-penting amat sih. Tapi enak aja cerita, “Hari ini aku  makan mpek-mpek loh!” atau “Aku tadi ke kampus trus ketemu ibu anu, terus masa dia aneh banget deh.” Btw, ini sebenarnya cerita apa gossip ya? Hahaha. Whatever. Pokoknya saya senang cerita!

 

Menurut aturan main, saya harus tag 10 orang. Saya mau tag:

  1. Syarinta, karena kayaknya dia punya banyak fakta yang lucu.
  2. Buras, biar dia posting.
  3. Rizli, karena kayaknya dia belum di-tag.
  4. Ade Bayu Indra, karena saya belum pernah baca postingannya dia.
  5. Nana, karena saya pengen baca 10 facts about Nana.
  6. Bayu, biar dia ada kerjaan lain selain upload lagu.
  7. Uwie, karena postingan Uwie suka lucu.
  8. Mutia, karena dia hilang dari peredaran [kamarana atuh, Mut?]
  9. Fenny, karena dia “kembaran” saya.
  10. Tadjem, karena pasti factsnya aneh-aneh.

Tuesday, August 19, 2008

GengGong on [Secret] Vacation Part II




Foto-foto ini adalah cerita sambungan dari postingannya Fanie. Foto diambil saat sebuah wisata kuliner rahasia digelar oleh GengGong tahun lalu. Hihi.

Monday, August 18, 2008

Senang Bersamamu

Hari Minggu kemarin, genap tiga tahun saya melewati hari-hari bersama Soleh Solihun.

 

Dan semuanya dimulai di tahun 17 Agustus 2005. Saat itu, Soleh yang bekerja di Jakarta sengaja pulang ke Bandung untuk bertemu saya. Kami janji bertemu untuk makan siang bersama di Mie Lela, Cigadung. Tempat itu kami pilih karena Soleh tahu saya belum pernah makan di sana.

 

Di tempat itulah dia menanyakan kepada saya, apakah saya mau jadi pacarnya. Dia minta saya menjawab saat itu juga. Dan saya pun menjawab iya. Soalnya kalau saya jawab tidak, saya takut disuruh pulang sendiri. xp

 

Sejak itu, hari-hari saya berubah. Walau [kadang-kadang] kami berada di dua kota yang berbeda, dia selalu ada menemani saya dengan SMS dan teleponnya. Dan karena pada dasarnya kami berdua tukang ngoceh, setiap hari selalu ada saja yang kami bicarakan. Mulai dari rutinitas, kejadian-kejadian yang sepele, sampai khayalan-khayalan tidak penting. S-e-m-u-a-n-y-a. Inilah salah satu alasan kenapa saya merasa nyaman saat bersama dengan Soleh. Saya bisa berbicara apa saja tanpa dianggap tidak penting.

 

Satu hal lagi yang membuat saya betah berlama-lama dengan dia, dia selalu bisa membuat saya tertawa. Dalam kondisi apa pun, dia bisa membuat suasana jadi menyenangkan. Saat ada situasi yang menyebalkan, ada saja komentar atau celetukannya yang bisa mencairkan suasana. Dan akhirnya setiap masalah selalu bisa kami atasi dengan tawa. Yah, mungkin itu sebabnya hubungan ini terasa menyenangkan.

 

Iya, menyenangkan. Makanya saya sempat bingung saat ada seorang teman yang meminta saya bercerita tentang hubungan saya dan Soleh. Ketika itu, saya tidak tahu harus menjawab apa. Karena, hubungan saya dan Soleh cenderung datar. Datar di sini bukan berarti membosankan loh. Datar yang saya maksud adalah ya seperti begitu saja.Hmm, bagaimana ya menjelaskannya? Saya juga bingung. Pokoknya, ya mengalir dan berjalan saja dengan sendirinya. Dan saya menikmati detik demi detik yang saya lalui bersamanya. J

 

Yah, memang tidak menyenangkan terus sih. Pasti lah ada beberapa ribut-ribut kecil. Tapi, alhamdulilah kami selalu berhasil melaluinya. Sejauh ini, kalau saya sedang tidak PMS, atau kalau Soleh sedang tidak lapar/mengantuk, hubungan kami baik-baik saja. Hehe. Jadi, ya kami belajar menahan emosi saja kalau saat-saat seperti itu datang.

 

Soleh bukan tipe cowok yang romantis. Dia tidak pandai memberikan kejutan ataupun melakukan hal-hal yang romantis. Satu contohnya adalah ketika dia memberikan bunga. Ketika itu kami sedang berada dalam mobil di kawasan Dago. Mobil sedang berhenti di lampu merah saat saya melihat seorang penjual bunga. Spontan saat itu saya bertanya kepada Soleh, kenapa dia tidak pernah memberikan saya bunga. Mendengar pertanyaan saya, dia malah balik bertanya, "Kamu mau bunga?" Lantas dipanggillah si tukang bunga itu. Dia lalu memilih-milih bunga, tapi sambil bertanya ke saya, "Kamu mau bunga? Bener enggak nih? Ini aku beliin. Mau enggak? Beneran nih, aku beliin!"

 

Et voila, jadilah dia membeli dua tangkai bunga mawar. Dua bunga itu langsung dia berikan ke saya, tanpa basa-basi dan tanpa kata-kata manis. Harusnya itu bisa jadi momen romantis loh, tapi dia mengacaukannya dengan pertanyaan-pertanyaan konyol. Haha.

 

Tapi itulah yang saya suka dari Soleh, pribadi jujur yang apa adanya. Dia tidak berusaha berubah menjadi orang lain, tapi mencoba menjadi pribadi yang saya suka dengan gayanya sendiri. Tidak berlebihan dan tidak dibuat-buat. Sikapnya ini menjadi sebuah pembelajaran buat saya.

 

Masih banyak lagi pelajaran yang saya dapat dari Soleh. Tapi saya kurang pandai menjabarkannya. Yang jelas, semua itu membuat saya bahagia. Tapi, kalau kamu mau tahu lebih banyak, dengarkan saja tembang “Senang Bersamamu” dari Naif. Buat saya, lagu ini  sedikit banyak bisa mewakili perasaan saya. Karena saya selalu senang saat bersama Soleh. :)

 

Selamat tiga tahun ya, sayang! Semoga kita bisa terus senang bersama-sama.

Friday, August 15, 2008

Three for 23

 

 





















Ini adalah tiga hadiah yang saya peroleh saat ulang tahun ke-23


1. Leather Jacket

Hadiah yang satu ini saya dapat jauh sebelum hari ulang tahun saya tiba. Soleh yang memberikannya. Dan [seperti biasa] Soleh tidak bisa menyiapkan kejutan. Dia suka bingung memilih hadiah, makanya dia suka bertanya saya mau hadiah apa. Saya sendiri sih, terserah dia. Buat saya yang penting adalah niat dia memberi, bukan barangnya.

Entah dapat ide dari mana, tiba-tiba dia bertanya apa saya mau jaket kulit. Saya sih iya-iya saja. Maka jadilah dia sibuk mencari jaket kulit untuk saya. Soleh browsing sana-sini, kirim gambar jakaet-jaket itu ke e-mail saya, lalu di-print. Dia juga membuat janji dengan penjual jaket kulit langganannya untuk mengukur badan saya. Sibuk sekali lah si Soleh ketika menyiapkan tetek bengek untuk membuat jaket ini. Saya sih, tinggal santai saja, pilih model, diukur, dan tunggu kiriman jaket sampai. Hehe.

Inilah hasil jerih payah Soleh itu. Makasih ya, sayang. :)

 

2. The Pilgrimage

Buku karangan Paulo Coelho ini adalah buku kedua yang saya dapat dari teman-teman SMA saya. Dulu, saat saya pindah ke Bandung, saya pernah diberi Great Expectation oleh Rena, Ubi, Buras, dan Mita. Kalau sekarang, teman-teman saya yang memberi buku ini adalah Rena, Buras, dan Antya. Mereka memberikannya tepat di hari ulang tahun saya.

Sebenarnya, tidak ada perayaan khusus di tanggal 13 Juli kemarin. Hari itu saya ada liputan. Soleh juga sedang tidak ada, sedang liputan Soundrenalin ke Pekanbaru. Tapi keluarga saya tiba-tiba berinisiatif mengajak makan-makan untuk merayakannya. Ajakan makan-makan itu juga muncul tiba-tiba saat hari sudah malam. Jadi saya pikir, hari ulang tahun saya kali ini akan berlalu begitu saja.

Tapi tiba-tiba Rena, Antya, dan Buras datang saat saya sudah mau tidur. Mereka khusus datang untuk menyelamati saya dan memberikan The Pilgrimage. Lucunya, sehabis memberi hadiah mereka langsung menyerbu meja makan saya. Padahal di sana tidak ada apa-apa. Lapar berat rupanya mereka. Haha. Untung masih ada satu porsi steak tersisa di lemari. Steak itupun kemudian habis dilalap mereka bertiga.

Terima kasih ya, teman-teman. :)

 

3. Handmade Shawl

Kalau hadiah yang satu ini, saya sengaja request ke Alin. Alin ikut kelas merajut di Tobucil. Saat ke Makar 2008, dia membawa syal buatannya. Saya jadi ingin punya juga. Makanya, kira-kira sebulan sebelum ulang tahun, saya bilang ke alin kalau saya minta dibuatkan syal. Untung Alin bersedia.

Alin sempat bertanya, saya mau syal warna apa. Saya bilang terserah. Sudah untung Alin mau menerima permintaan saya. Sejak itu, saya tidak pernah melihat Alin membahas soal syal itu lagi, sampai suatu kali saya memergoki dia sedang merajut di dalam Damri. Hihi. Lucu sekali melihat Alin saat itu. Seperti yang ketangkap habis melakukan kesalahan. Tapi sesudah itu kami mengobrol dan melupakan soal Syal.

Beberapa hari setelah ulang tahun saya, Alin datang membawa bungkusan dari kertas. Seperti bisa ditebak, isinya syal buatan Alin. Syal itu tebal dan panjang. Alin pintar memilih warna yang bagus, kombinasi pink dan biru muda. Syal dari wool pertama yang saya miliki.

Makasih ya, Alin. Semoga nanti syalnya bisa aku pakai pas kita ke Melbourne. :D

Wednesday, July 30, 2008

Such A Weird Day

Beberapa hari lalu, setelah berkunjung ke kantor Trax, saya pergi menuju kantor Soleh. Seingat saya ada satu kendaraan umum yang rutenya menuju ke daerah antasari/ampera yaitu Kopaja P19. Dengan alasan praktis dan hemat, saya memutuskan naik Kopaja tersebut.

Di tengah perjalanan, saat saya sedang setengah mengantuk, naik seorang pedagang sendal rumah. Sendalnya seperti sendal-sendal yang biasa ada di hotel, tapi kalau sendal yang dijual ini terbuat dari bahan handuk. Dan seperti umumnya pedagang yang jualan di bus, si penjual membagikan barang dagangannya ke penumpang bus. Saya termasuk salah satu penumpang yang diberi sendal itu, tapi sebelah saya tidak. Setelah mendapat sendal, saya pun bengong-bengong melihat ke arah luar jendela. Kepala pusing dan mata mengantuk, maka jadilah saya pikiran saya melayang entah ke mana. Tapi tiba-tiba, saya menengok ke arah pankuan saya. Wak, si sendal kok masih di sana. Saya lalu menengok ke belakang. Kok si pedagang sudah tidak ada ya? Yang ada malah pengamen. Akhirnya saya tanya ke anak SMA yang duduk di sebelah saya.

Saya            :   "Mbak, tukang sendalnya mana ya? Sendal dagangannya masih di saya"
Anak SMA    :   "Wah, ke mana ya? Saya juga enggak tahu tuh."
Saya            :   "Yah, terus gimana nih sendal dagangannya? Kasian banget si abang."
Anak SMA    :   "Ya udah, tinggalin aja di bus. Daripada dibawa."

Lah, daripada ditinggalin dan diambil orang enggak jelas, mending saya bawa bukan? Haha. Dan si sendal pun tetap saya pegang. Ketika Kopaja sampai di Pasaraya Grande, tiba-tiba sang kenek menyuruh semua penumpang turun dan pindah ke Kopaja di depan. Alasannya, karena Kopaja yang saya tumpangi malas narik sampai ragunan. Huhu. Saya pun turun dari Kopaja dengan kepala pusing, mata mengantuk, dan badan penuh keringat karena udara panas. Kepala saya tambah pusing saat melihat Kopaja di depan sangat penuh.

Daripada mood saya tambah jelek, saya menghentikan taksi yang melintas di depan saya. Begitu pintu taksi dibuka, udara sejuk dari AC berhembus. Haha, segar sekali. Kalau saja daritadi saya naik taksi, perjalanan hari ini tentu akan lebih menyenangkan. Setelah si supir berbasa-basi, dia pun bertanya:

Supir Taksi   : "Ke mana, mbak?"
Saya            : "Ke Ampera Raya ya pak"
Supir Taksi   : "Mau lewat mana kita, mbak?"
Saya            : "Antasari macet enggak ya?"
Supir            : "Wah, saya belum lewat sana tuh mbak?"
Saya            : "Ya udahlah, lewat Antasari aja."
Supir Taksi   : "Ke mana tadi kita mbak? Palmerah ya?"

d'oh!  Bilang kek daritadi kalau dia enggak tahu jalan.

Saya            : "Ya udah, jalan aja dulu pak. Nanti saya tunjukkin arahnya."

Selama perjalanan, si supir ngoceeeeh terus. Cerita si supir dimulai dari pengalaman dia selama lima hari terakhir menjadi supir taksi. Sebelumnya dia adalah supir bis 67. Dia bilang, lebih enak menjadi supir bus daripada supir taksi, karena kalau bawa bus rutenya hanya itu-itu saja. Ternyata, dia juga pernah menjadi supir

Cerita berlanjut ke pengalaman dia nyetir taksi selama lima hari ini. Ada bule yang enggak bisa berbicara Bahasa Indonesia, ada mahasiswa Batak yang mau jadi tim sukses, dst. Untungnya kepala saya sudah tidak terlalu pusing. Jadi saya lebih bisa menikmati ocehan si supir bernama Joko Santoso ini. Selama perjalanan saya juga sempat memberi sedikit informasi tentang jalan-jalan yang kami lewati. Tiba-tiba saya teringat dengan sendal yang tadi saya "terima" di bus. Daripada saya membawa-bawa sendal itu, akhirnya saya berikan saja sendal itu ke si supir. Siapa tahu sendal itu bakal lebih berguna buat dia.

Saya akhirnya sampai ke tempat yang dituju. Uang yang tersisa di dompet saya cuma selembar uang Rp.50.000, jadi saya tidak bisa membayar dengan uang pas. Ternyata, si supir tidak punya kembalian. Lantas, dia mengajak saya pergi ke warung terdekat untuk menukar uang. Tukang warung tidak ada, tukang siomay tidak punya uang untuk ditukar. Lantas, si supir berinisiatif menyetop bis yang sedang lewat dan meminta tukaran uang. Malang, si kenek juga tidak punya. Untungnya tukang warung datang. Uang pun segera ditukar, dan saya menerima kembalian.

Sungguh, hari ini adalah hari yang cukup aneh buat saya. Hehe.

Thursday, June 5, 2008

sedang apa?

setelah banyak menerima pertanyaan, "lagi sibuk apa Ta, sekarang?", akhirnya saya juga jadi bertanya-tanya ke diri sendiri. sebenarnya sedang apa saya saat ini?

sibuk skripsi?
yuuuk, usmas aja belom kelar.

sibuk kerja?
lah, kerjanya juga freelance koks. cuma tunggu panggilan. hehe.

walau tidak ada kegiatan rutin yang saya jalani, entah kenapa saya merasa sibuk sekali. sibuk wara-wiri jakarta-bandung. sibuk mengurus dua keponakan baru yang. sibuk cari data yang enggak dikasih-kasih sama perusahaan yang pelit. sibuk ini, sibuk itu. pengen ini, pengen itu.

tapi kok, sejauh ini tidak kelihatan hasilnya ya, kesibukan saya itu?

hmmmmm...

Tuesday, March 18, 2008

slow and hypnotic

tersungkur
di sisa malam

kosong
dan rendah gairah



lagi,
untuk kesekian kali
lagu ini mengalun lagi di ruangku

dan lagi-lagi
aku terhanyut dalam alunannya
menikmati tiap baitnya
memaknai detil nadanya


puisi yang romantik
menetes dari bibir

murung itu
sungguh indah
melambatkan butir darah



ya,
aku sepakat dengannya
murung memang indah
walau kerap aku membenci kehadirannya
namun tak urung aku juga merindukan kedatangannya

seperti aku kerap menunggu datangnya setetes embun di pagi hari
yang ku harap dapat menyejukan peraduanku
setetes embun
yang memercik dalam hidup
meluruhkan seluruh amarah yang pernah tersulut

oh,
betapa naif
setetes embun tak kan bisa memadamkan amarah yang sudah tersulut
tidak akan!
bagaimana bisa kobaran api yang membara itu dienyahkan hanya denga setetes embun?
lalu bagaimana dengan waktu?



nikmatilah saja
kegundahan ini
segala denyutnya yang merobek sepi

kelesuan ini
jangan lekas pergi
aku menyelami
sampai lelah hati



tidak
aku tahu tak bisa kupadamkan begitu saja
butuh hati yang tulus untuk menaklukannya
sementara aku?
apakah aku punya itu?

ah,
aku cuma ingin bergumam mengikuti nadanya


nikmatilah saja
kegundahan ini
segala denyutnya yang merobek sepi

kelesuan ini
jangan lekas pergi
aku menyelami
sampai lelah hati*

*Melankolia - ERK

Tuesday, February 19, 2008

global stupid

bukan hanya global warming yang sedang merajalela

global stupid juga sudah menyebar

 

waspadalah!

Saturday, February 16, 2008

iklan terselubung..

sebel enggak sih, ketika lo membuka account multiply lo dan melihat ada reply baru masuk ke inbox, tapi ternyata si reply-an itu hanya berupa pesan siapa-dari-situs-apa yang memromosikan barang dagangannya?

arrrgh...

kadang saya suka keki.

pas saya baca itu, saya kira seorang teman memberikan komentar, or just saying hi or something. ternyataaaa... si teteh eta mengiklan melalui multiply saya...

oh, pleaseee..

kalo sekali aja nge-iklannya sih masih enggak ganggu. nah ini, udah berkali-kali dan isinya itu-itu aja.

*teteh yang buka toko online, multiply saya tuh enggak dikunjungi ratusan atau ribuan orang loh dalam sehari. saya pikir, teteh bakal percuma ngiklan di multiply saya. cari aja multiply orang yang lebih eksis.. okaaaaay?

Thursday, January 17, 2008

dilemma

angan-angan sangat indah untuk digapai

..tapi..

realitas siap menampar saat jari salah memilih

Wednesday, January 16, 2008

August Rush

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
apa jadinya jika gen seorang pemain cello handal melebur dengan gen vokalis band bersuara merdu dan jago bermain gitar? Augush Rush adalah jawabannya. atau lebih tepat, Evan Taylor adalah jawabannya.

diwarisi gen yang penuh bakat, Evan yang besar di panti asuhan tumbuh dengan kepekaan telinga yang luar biasa. dia seolah mampu menangkap nyanyian alam yang melantun di sekitarnya. dan dengan insting yang kuat akan musik itu, dia yakin kedua orang tuanya akan mampu menemukannya melalui musik.

film ini sangat menyenangkan. hampir semua sisi dari film ini membuat saya terhibur. perhatikan Freedie Highmore saat memainkan gitar untuk pertama kali. gosh, permainannya sunnguh memukau. begitu pula saat dia memainkan piano. dan akting dari si cantik Keri Russell juga tak kalah apik. gadis berambut keriting ini sungguh piawai memainkan cello. dan hei, jangan lupakan si ganteng Jonathan Rhys Meyers. ya tuhan, dia keren sekali! hehehe. perpaduan antara wajah ganteng-vokal bagus-permainan gitar oke dari Jonathan merupakan satu nilai plus lagi buat film ini.

kekuatan film ini berada di soundtracknya yang bagus-bagus. tembang-tembang dari Van Morrison dan John Legend turut menghiasi film ini. beberapa lagu di film ini dimainkan dengan memadukan antara musik berdistorsi dan musik klasik. perpaduan yang indah sekali. dan ternyata, Van Morrison sendiri sempat ditawari tampil di film ini, tapi dia menolaknya. akhirnya Jonathan Rhys Meyers deh yang mengambil tawaran itu.

drama keluarga yang dipadu dengan musik-musik yang indah membuat saya ingin menonton film ini lagi!