Thursday, September 11, 2008

risma's farewell




saya, risma, rena, karin.
ini adalah foto-foto saya bersama sahabat.
tapi sebenarnya kurang dua orang, yodida dan gina.

kangeeeen. =)

wisata ke dufan bersama ipeh




jadi yaaa... sekira setahun lalu saya kan ke dufan bareng anak-anak kampus. tapi si ipeh enggak ikut. jadi lah dia pengen banget ke dufan. untung kakak saya berbaik hati memberikan 5 tiket gratis. maka jadilah kami wisata ke dufan mengajak si ipeh ini.

inilah foto-fotonya.

ten facts about me

1. Each blogger must post these
rules
2. Each blogger starts with ten random facts/habits about themselves
3. Bloggers that are tagged need to write on their own blog about their ten
things and post these rules. At the end of your blog, you need to choose ten
people to get tagged and list their names.
4. Don’t forget to leave them a comment telling them they’ve been tagged and to
read your blog.


Dari minggu lalu si Dinda a.k.a. Dina Olivia rekan sesama artis udah nge-tag saya biar ikutan posting 10 facts about me. Tapi waktu itu saya lagi online dalam kondisi buru-buru, jadi belom bisa posting deh. Nah, pas kemaren buka multiply lagi, tau-tau si Tia juga men-tag. Yaaah, karena kelihatannya banyak yang ingin saya posting juga, ya udah lah saya ikutan aja deeeeeeh..

 

Jadi ya, saya itu:

 

1. Punya nama yang unik.

Well, mungkin ada yang menganggap nama saya aneh. Kan biasanya nama orang itu Tata atau Tetty. Kalau saya beda. Huruf vokal pertamanya "E", dan huruf vokal keduanya "A". Jadinya: T-E-T-T-A, dengan huruf "T" dobel.  Kadang agak susah juga ketika saya harus menyebutkan nama saat berkenalan.

Saya      : "Halo, nama saya Tetta."

Orang    : "Halo. siapa tadi namanya?"

Saya      : "Tetta"

Orang    : "Oh, Tata!"

Saya      : "Bukan. Tetta."

Orang    : "Oh  sorry. Reta ya?"

Saya      : "Bukan. Tetta!"

Dan biasanya percakapan berakhir dengan pengucapan nama saya yang tetap salah, dan saya sudah malas mengoreksi. Suka-suka dia sajalah. Tapi yang paling menyebalkan, kalau huruf vokal terakhir nama saya diganti dengan huruf "E". Jadilah nama saya bernada porno: tete. Waktu SD, tidak sedikit yang memlesetkan nama saya jadi tete. Yang paling parah, guru ngaji saya juga salah sebut. "Habis namanya tanggung sih," begitu elak si guru ngaji di depan kelas. Yeah, whatever. Sampai sekarang, masih ada yang memlesetkan nama saya seperti itu. Dan saya sudah tidak ambil pusing lagi. Ada yang memanggil tete, tetsie, tetsuo, etc. Terserah saja deh, yang penting orangnya tidak salah kan? Hehe.

Cerita di balik pemberian nama saya pun agak njelimet. Saat bingung-bingung mau memberi nama apa, Papa saya--yang kurang kreatif--mengusulkan nama Tusi. Alasannya sederhana, Tusi adalah singkatan dari sabTu Siang. Hahaha. Hampir saja nama saya jadi Tusi, karena si Papa agak ngotot dan menganggap idenya brilian. Untung Mama saya menolaknya dan mengajukan nama Tetta yang artinya empat. Katanya sih, dari angka Yunani: alpha, beta, gamma, tetta. Begitu. Jadilah nama saya Tetta Riyani Valentia!

note: Senior saya di kampus ada yang namanya Tussie. Halo Tussie! Kalau saja Mama saya waktu itu tidak menemukan nama Tetta, nama kita akan sama ya. Hehe. Apa nama kamu juga artinya sabtu siang? :p

 

2. Berwajah pasaran.

Banyaaaak sekali orang yang begitu melihat saya langsung bilang, "Dia mirip si anu ya?" Cerita tentang dimirip-miripin ini bermula saat SMP. Waktu kelas 2, teman-teman saya menyangka adik saya juga masuk SMP yang sama. Si anak kelas 1 itu katanya mirip dengan saya. Kulitnya agak gelap, rambut hitam lurus, dan badannya kurus. Cuma si anak kelas 1 ini matanya lebih sipit. Lah, gimana mau punya adik? Wong saya sendiri juga anak bungsu. Ckckck.

Lanjut ke SMA. Kelas 2, ada seorang cowok yang PDKT ke saya. Alasan awal dia tertarik sama saya ya karena saya mirip gebetannya dulu. Dan ternyata bukan cuma si cowok ini aja yang bilang mirip, mama dan adiknya juga sependapat. Tapi ya sudahlah. Saya sih tidak merasa dijadikan pengganti atau bagaimana. Karena saya merasa kami cocok, jadi ya akhirnya jalan bareng. Si cewek yang katanya mirip saya ini juga enggak pernah jadi masalah kok. Kenal juga enggak, hehe.

Nah, kalau pas kuliah, banyak banget yang mirip-miripin saya dengan orang lain. Adik sepupu teman saya pernah bengong melihat saya dan bilang, "Kakak Tetta mirip yang main Si Cantik dan Si Buruk Rupa ya!" Dan rupanya yang dimaksud adalah Dhini Aminarti! Hahahaha, Alhamdulilah :D Pernah juga pas lagi melewati segerombolan anak SMA, mereka bilang "Eh, mirip itu ya, yang jadi Mili di sinetron AADC." Siapa coba yang dimaksud? Jeng jeng jeng jeng: Nadia Saphira! Hahahaha. Pokoknya banyak banget lah. Dari senior saya yang namanya Imung [saya juga belum pernah ketemu orangnya], temennya temen aku, si Fenny, Amelia Vega [Miss Universe 2003 yang cantik luar biasa itu], Shanty si mantan VJ MTV, sampai yang paling fenomenal: CAMERON DIAZ! Hahahaha. Alhamdulilah. Tapi, dari sekian banyak nama artis yang dimirip-miripin sama saya, kok nasibnya enggak ada yang nular ya? Hehehe.

 

3. Tidak suka pedas.

 Padahal, Mama saya orang Minang. Semua kakak saya suka pedas, Bahkan, Papa saya yang orang Jawa juga suka pedas. Hampir setiap hari di meja makan harus tersaji sambal. Mungkin, selain kulit gelap khas orang Jawa, rupanya saya juga mewarisi lidah jawa. Walau tidak suka pedas, saya suka sate padang. nyamnyamnyam. Selain itu, wiiih, sebisa mungkin saya tidak makan makanan pedas. Begitu rasa pedas sampai di lidah, rasa panas langsung menyerbu. Tak lama setelah itu, keringat mulai menetes di dahi. Kalau pedesnya kebangetan, saya bisa menangis. Dan semua itu saya tidak suka. Rasanya acara makan malah jadi siksaan. Huuuh.

Tapi, walau tidak suka sambal, saya suka bikin sambal. Kata keluarga saya sih, rasanya enak. Makanya saya suka disuruh bikin sambal. Tapi, saya tidak tahu kebenarannya, karena saya hampir tidak pernah makan sambal bikinan saya sendiri.

 

4. Impulsif.

Gerak refleks saya sangat canggih! Cihuy. Kadang-kadang bahkan saya suka tidak sadar melakukan suatu hal gara-gara si gerak reflek itu terlalu hebat. Saya beberapa kali pernah mengangkat telepon tanpa sadar saat sedang tidur. Dan ternyata saya tidak sekedar mengangkat telepon saja. Saya bahkan mampu mengobrol dalam keadaan tidak sadar tersebut. Atau contoh lain dari gerak refleks saya yang terlalu hebat. Saat sedang nginep di kosan Lia, saya pernah terbangun dari tidur gara-gara mendengar teman saya mencari-cari DVD. Padahal ya, saat itu saya beneran lagi tidur. Ujug-ujug saya bangun dan mengambil DVD tersebut, kemudian beranjak tidur lagi. Hehehe. Banyak juga sih kejadian yang menyangkut gerak refleks saya ini. Cuma yang paling saya inget mah, ya ini.

 

5. Tidak ngoyo.

Saya ini orang yang tergolong santai. Apa yang ada di depan mata ya dijalanin. Ada tugas atau kerjaan, ya kerjakan semaksimal mungkin. Saya akan kerjakan dengan menggunakan seluruh kemampuan saya. Tapi saya tidak bertekad mengerjakan itu dengan tujuan menciptakan sesuatu yang hebat, brilian, atau luar biasa. Kalau ternyata apa yang saya kerjakan dinilai lebih, ya itu nilai plus saja. Saya sih lebih bersyukur dengan apa yang ada sekarang. Saya tidak mau mengingkari rezeki yang sudah saya miliki. Sepertinya saya jarang melihat ke atas. Saya lebih menikmati kondisi saya yang sekarang. Kalau harus keluar dari comfort zone saat ini, ya dijalanin. Let it flow lah pokoknya. Yang jelas, buat saya, pilih apa yang bisa membuat kamu bahagia. Tujuan hidup cuma satu bukan? Yaitu untuk hidup bahagia. :)

 

6. Punya resolusi 2008.

Sebelumnya, saya hampir tidak pernah membuat resolusi. Tapi tahun ini, entah kenapa ujug-ujug saya bikin resolusi. Saya punya dua resolusi tahun ini. Pertama, saya mau [dan harus] lulus tahun ini. Mau wisudanya November kek, mau wisuda Februari kek, yang penting saya lulusnya tahun ini! Sekarang saya lagi berusaha mewujudkan resolusi yang satu ini. Semoga saja, memang bisa tahun ini! Jadinya rencana-rencana saya di tahun mendatang tidak terhambat. :)

Resolusi kedua adalah lancar nyetir mobil. Hihihi. Agak telat ya? Teman-teman saya menjalani fase ini saat SMA. Sementara saya, sekarang baru beres les nyetir. Itupun belajarnya di Bandung. Bapak yang ngajar sih bilang saya sudah mahir. Nah, bermodal pujian dari si bapak eta, saya coba membawa mobil di Jakarta. Percobaan pertama, agak lancar. Masih kagok sih, tapi seenggaknya bisa nyampe tempat yang dituju dengan selamat lah. Hehehe. Percobaan kedua, hasilnya malah berantem sama Soleh. Hahaha. Karena masih takut-takut, saya membawa mobil dengan perlahan. Dan tiba-tiba si mesin mati. Jeng jeng jeng jeng! Di belakang ada mobil, dan jalan agak menanjak. Saat saya coba menjalankan mobil, mobilnya malah mundur dan nyaris menabrak mobil di belakang. Karena kesal si Soleh ngomel-ngomel mulu, akhirnya saya turun saja dari mobil dan suruh dia yang nyetir. Hehehe. Percobaan ketiga? Belum ada. Doakan saja, di percobaan ketiga saya sudah lancar ya!

 

7. Bisa tari Bali.

Hehehe. Ini gara-gara Mama saya yang tidak suka melihat anaknya tidak punya kegiatan. Waktu SD, Mama mendaftarkan saya les tari Bali di sebuah Pura terdekat. Maka jadilah saya les tari Bali selama beberapa tahun. Mulai dari tari pendet, panji semirang, sampai tari legong saya bisa. Kalau tidak salah, total tarian yang saya pelajari ada 12. Eh, benar tidak ya? Kurang lebih segitu lah. Terakhir kali saya menari di depan umum itu waktu kelas 3 SMA. Waktu itu saya diminta menggantikan seorang teman untuk berpartisipasi di pertunjukkan tari kontemporer yang tampil di HSK. Hahaha. Waktu itu saya tampil bersama 15 orang teman. Tiap tiga orang mewakili daerah-daerah yang berbeda. Saya mewakili daerah Bali, sementara yang lain ada yang mewakili Kalimantan, Jawa Barat, dsb. Kami tampil agak pagi, jadi yang nonton paling cuma panitia saja. Hehehe.

 

8. Berpotensi menjadi seorang games freak!

Untung saja saya tidak mengenal [bisa memainkan] game-game arcade macam Warcraft atau Diablo atau game online macam Ragnarok. Kalau tidak, hahaha, kuliah saya bisa hamcur! Masalahnya, sekarang aja kalau dapet game tycoon aja girangnya bukan main. Dan saya selalu obsesi bisa menyelesaikan game itu secepatnya. Kalau sudah tamat, diulang lagi sampai nilainya sempurna. Selain itu, saya juga hobi mencetak high score di komputer orang. Dulu, saya pertama kali kenal game Bounce dari komputer Lia Jambi. Awalnya mah bego. Tapi karena tekad saya untuk mencetak high score, saya pernah sengaja enggak kuliah dan main di kosan Lia sampai akhirnya berhasil mencetak high score! hahaha. Sampai sekarang si Lia belum bisa mengalahkan high score yang saya cetak. Dia selalu kesal tiap melihat high score bounce di komputernya. Dan kalau dia gagal terus mengalahkan saya, dia bilang mau me-reset si high score itu. Hehehe.

 

9. Bercita-cita punya coffee shop!

Heuheuheu. Entah dari kapan, keinginan ini sudah muncul. Saya juga tidak tahu apa pemicunya. Yang jelas, saya selalu membayangkan enaknya punya coffee shop sendiri. Saya bisa nongkrong di situ tiap hari tanpa mengeluarkan uang. Terus, saya duduk di sebuah sofa yang besar dan empuk sambil membaca buku, mendengarkan musik bernuansa jazz, sambil pelan-pelan menyeruput kopi. Hmmmm. Sepertinya nyaman sekali kan? Terus, kalau teman saya mengadakan acara, tidak perlu susah-susah, pakai saja coffee shop saya sebagai venue. Mau pameran? Silahkan. Mau kongkow-kongkow aja? Monggo. Atau mau bikin show kecil-kecilan? Sok aja atuuuh. Dijamin semua senang lah pokoknya. Hahahaha. Makanya, doakan dong biar cita-cita saya ini cepat tercapai! :D

 

10. Suka cerita.

Dari kecil, saya sudah suka becerita. Dan kadang-kadang, cara saya bercerita suka berlebihan. Misalnya waktu kecil, saya dan sepupu pernah diajak ke pasar. Tiba-tiba sepupu saya ini melihat orang jualan mainan dan berhenti. Rombongan saya tidak sadar dan meninggalkan dia. Ketika sadar, semua panik. Untung tak lama dia berhasil ditemukan. Sampai di rumah, saya langsung bilang, “Tadi si kakak hilang di belanjaan!” cerita saya dengan mimik serius dan nada meninggi. Orang rumah pun tertawa mendengar cerita saya, tapi saya bengong kenapa mereka malah ketawa. Hehehe. Pernah juga waktu kecil, selesai shalat Teraweh, saya melihat Papa saya bersalam-salaman. Tau-tau saya teriak ke keluarga saya, “Ya ampuuun! Papa Tetta salaman!” Hahahaha. Lebay bukan? Saya juga bingung kenapa Papa saya salaman mesti menjadi sesuatu yang “Ya ampun. Hehehe. Namanya juga anak kecil. Kebiasaan cerita ini terbawa sampai sekarang. Dengan Soleh, saya terbiasa cerita apa saja. Padahal sebenarnya enggak penting-penting amat sih. Tapi enak aja cerita, “Hari ini aku  makan mpek-mpek loh!” atau “Aku tadi ke kampus trus ketemu ibu anu, terus masa dia aneh banget deh.” Btw, ini sebenarnya cerita apa gossip ya? Hahaha. Whatever. Pokoknya saya senang cerita!

 

Menurut aturan main, saya harus tag 10 orang. Saya mau tag:

  1. Syarinta, karena kayaknya dia punya banyak fakta yang lucu.
  2. Buras, biar dia posting.
  3. Rizli, karena kayaknya dia belum di-tag.
  4. Ade Bayu Indra, karena saya belum pernah baca postingannya dia.
  5. Nana, karena saya pengen baca 10 facts about Nana.
  6. Bayu, biar dia ada kerjaan lain selain upload lagu.
  7. Uwie, karena postingan Uwie suka lucu.
  8. Mutia, karena dia hilang dari peredaran [kamarana atuh, Mut?]
  9. Fenny, karena dia “kembaran” saya.
  10. Tadjem, karena pasti factsnya aneh-aneh.