sering saya dengar, bahwa first impression itu penting. dan salah satu alat untuk mengindikasi kepribadian seseorang di pertemuan pertama adalan jabatan tangannya.
yap. secara tidak sadar, saya sering mengidentifikasi seseorang dari caranya berjabat tangan. padahal kalo baca artikel-artikel gitu, saya juga enggak percaya-percaya amat. tapi entah kenapa, saya sering menilai orang dari cara berjabat tangan. makanya, saat berkenalan saya sebisa mungkin menjabat tangan orang dengan cukup erat. soalnya, saya tidak mau dianggap tidak sopan kalau cuma menyodorkan ujung tangan saya.
nah, kadang-kadang saya suka merasa terlalu bersemangat kalau berjabat tangan. entah karena memang saya begitu, atau orang yang salaman dengan saya ternyata salamannya ogah-ogahan. kadang-kadang tengsin juga, kok saya kayak yang berlebihan. tapi sering juga saya merasa, kok orang ini belagu banget sih. huh! xp
seperti kejadian sore ini. saya dan fanie pergi ke sebuah restoran yang menjual makanan peranakan. kami ke sana untuk bertemu manajernya dan bilang kalau kami mau memasukkan restoran mereka di rubrik nyicip. setelah disuruh duduk dan menunggu oleh waiternya, akhirnya si manajernya muncul juga. perawakan ibu manajer ini kecil, berambut lurus sepundak, dan berpakaian cukup rapi. wajahnya seperti yang suntuk, entah karena ngantuk atau memang mukanya begitu. ya sudahlah, kami bangkit dari kursi dan bersalaman.
nah, si manajernya ini menyambut tangan kami dengan seadanya. tangan kami cuma disambut di bagian ujung. dia cuma menyentuh ujung-ujung jari kami dan mengabaikan si telapak tangan. lantas kami pun ngobrol, menjelaskan maksud dan tujuan kami datang ke sana. eeh, si ibu itu terlihat ogah-ogahan gitu. dengan gaya sok sibuk dengan ericsson k750i-nya, dia bilang nanti dia akan mengabari kami kepastiannya, karena restorannya sudah dibooking banyak media. setelah bincang-bincang sedikit, kami pun pamit. lalu kami bersalaman lagi. dan tentu saja, kami mendapat jabatan tangan yang dingin dan seadanya. seolah-olah tangan kami ini menjijikan...
kalau begini, saya jadi percaya kalau cara berjabat tangan memang bisa menggambarkan seseorang.
yap. secara tidak sadar, saya sering mengidentifikasi seseorang dari caranya berjabat tangan. padahal kalo baca artikel-artikel gitu, saya juga enggak percaya-percaya amat. tapi entah kenapa, saya sering menilai orang dari cara berjabat tangan. makanya, saat berkenalan saya sebisa mungkin menjabat tangan orang dengan cukup erat. soalnya, saya tidak mau dianggap tidak sopan kalau cuma menyodorkan ujung tangan saya.
nah, kadang-kadang saya suka merasa terlalu bersemangat kalau berjabat tangan. entah karena memang saya begitu, atau orang yang salaman dengan saya ternyata salamannya ogah-ogahan. kadang-kadang tengsin juga, kok saya kayak yang berlebihan. tapi sering juga saya merasa, kok orang ini belagu banget sih. huh! xp
seperti kejadian sore ini. saya dan fanie pergi ke sebuah restoran yang menjual makanan peranakan. kami ke sana untuk bertemu manajernya dan bilang kalau kami mau memasukkan restoran mereka di rubrik nyicip. setelah disuruh duduk dan menunggu oleh waiternya, akhirnya si manajernya muncul juga. perawakan ibu manajer ini kecil, berambut lurus sepundak, dan berpakaian cukup rapi. wajahnya seperti yang suntuk, entah karena ngantuk atau memang mukanya begitu. ya sudahlah, kami bangkit dari kursi dan bersalaman.
nah, si manajernya ini menyambut tangan kami dengan seadanya. tangan kami cuma disambut di bagian ujung. dia cuma menyentuh ujung-ujung jari kami dan mengabaikan si telapak tangan. lantas kami pun ngobrol, menjelaskan maksud dan tujuan kami datang ke sana. eeh, si ibu itu terlihat ogah-ogahan gitu. dengan gaya sok sibuk dengan ericsson k750i-nya, dia bilang nanti dia akan mengabari kami kepastiannya, karena restorannya sudah dibooking banyak media. setelah bincang-bincang sedikit, kami pun pamit. lalu kami bersalaman lagi. dan tentu saja, kami mendapat jabatan tangan yang dingin dan seadanya. seolah-olah tangan kami ini menjijikan...
kalau begini, saya jadi percaya kalau cara berjabat tangan memang bisa menggambarkan seseorang.