saya, risma, rena, karin.
ini adalah foto-foto saya bersama sahabat.
tapi sebenarnya kurang dua orang, yodida dan gina.
kangeeeen. =)
1. Each blogger must post these
rules
2. Each blogger starts with ten random facts/habits about themselves
3. Bloggers that are tagged need to write on their own blog about their ten
things and post these rules. At the end of your blog, you need to choose ten
people to get tagged and list their names.
4. Don’t forget to leave them a comment telling them they’ve been tagged and to
read your blog.
Dari minggu lalu si Dinda a.k.a. Dina Olivia rekan sesama artis udah nge-tag saya biar ikutan posting 10 facts about me. Tapi waktu itu saya lagi online dalam kondisi buru-buru, jadi belom bisa posting deh. Nah, pas kemaren buka multiply lagi, tau-tau si Tia juga men-tag. Yaaah, karena kelihatannya banyak yang ingin saya posting juga, ya udah lah saya ikutan aja deeeeeeh..
Jadi ya, saya itu:
1. Punya nama yang unik.
Well, mungkin ada yang menganggap nama saya aneh.
Saya : "Halo, nama saya Tetta."
Orang : "Halo. siapa tadi namanya?"
Saya : "Tetta"
Orang : "Oh, Tata!"
Saya : "Bukan. Tetta."
Orang : "Oh sorry. Reta ya?"
Saya : "Bukan. Tetta!"
Dan biasanya percakapan berakhir dengan pengucapan nama saya yang tetap salah, dan saya sudah malas mengoreksi. Suka-suka dia sajalah. Tapi yang paling menyebalkan, kalau huruf vokal terakhir nama saya diganti dengan huruf "E". Jadilah nama saya bernada porno: tete.
Cerita di balik pemberian nama saya pun agak njelimet. Saat bingung-bingung mau memberi nama apa, Papa saya--yang kurang kreatif--mengusulkan nama Tusi. Alasannya sederhana, Tusi adalah singkatan dari sabTu Siang. Hahaha. Hampir saja nama saya jadi Tusi, karena si Papa agak ngotot dan menganggap idenya brilian. Untung Mama saya menolaknya dan mengajukan nama Tetta yang artinya empat. Katanya sih, dari angka Yunani: alpha, beta, gamma, tetta. Begitu. Jadilah nama saya Tetta Riyani Valentia!
note: Senior saya di kampus ada yang namanya Tussie. Halo Tussie! Kalau saja Mama saya waktu itu tidak menemukan nama Tetta, nama kita akan sama ya. Hehe. Apa nama kamu juga artinya sabtu siang? :p
2. Berwajah pasaran.
Banyaaaak sekali orang yang begitu melihat saya langsung bilang, "Dia mirip si anu ya?" Cerita tentang dimirip-miripin ini bermula saat SMP. Waktu kelas 2, teman-teman saya menyangka adik saya juga masuk SMP yang sama. Si anak kelas 1 itu katanya mirip dengan saya. Kulitnya agak gelap, rambut hitam lurus, dan badannya kurus. Cuma si anak kelas 1 ini matanya lebih sipit. Lah, gimana mau punya adik? Wong saya sendiri juga anak bungsu. Ckckck.
Lanjut ke SMA. Kelas 2, ada seorang cowok yang PDKT ke saya. Alasan awal dia tertarik sama saya ya karena saya mirip gebetannya dulu. Dan ternyata bukan cuma si cowok ini aja yang bilang mirip, mama dan adiknya juga sependapat. Tapi ya sudahlah. Saya sih tidak merasa dijadikan pengganti atau bagaimana. Karena saya merasa kami cocok, jadi ya akhirnya jalan bareng. Si cewek yang katanya mirip saya ini juga enggak pernah jadi masalah kok. Kenal juga enggak, hehe.
Nah, kalau pas kuliah, banyak banget yang mirip-miripin saya dengan orang lain. Adik sepupu teman saya pernah bengong melihat saya dan bilang, "Kakak Tetta mirip yang main Si Cantik dan Si Buruk Rupa ya!" Dan rupanya yang dimaksud adalah Dhini Aminarti! Hahahaha, Alhamdulilah :D Pernah juga pas lagi melewati segerombolan anak SMA, mereka bilang "Eh, mirip itu ya, yang jadi Mili di sinetron AADC." Siapa coba yang dimaksud? Jeng jeng jeng jeng: Nadia Saphira! Hahahaha. Pokoknya banyak banget lah. Dari senior saya yang namanya Imung [saya juga belum pernah ketemu orangnya], temennya temen aku, si Fenny, Amelia Vega [Miss Universe 2003 yang cantik luar biasa itu], Shanty si mantan VJ MTV, sampai yang paling fenomenal: CAMERON DIAZ! Hahahaha. Alhamdulilah. Tapi, dari sekian banyak nama artis yang dimirip-miripin sama saya, kok nasibnya enggak ada yang nular ya? Hehehe.
3. Tidak suka pedas.
Padahal, Mama saya orang Minang. Semua kakak saya suka pedas, Bahkan, Papa saya yang orang Jawa juga suka pedas. Hampir setiap hari di meja makan harus tersaji sambal. Mungkin, selain kulit gelap khas orang Jawa, rupanya saya juga mewarisi lidah jawa. Walau tidak suka pedas, saya suka sate
Tapi, walau tidak suka sambal, saya suka bikin sambal. Kata keluarga saya sih, rasanya enak. Makanya saya suka disuruh bikin sambal. Tapi, saya tidak tahu kebenarannya, karena saya hampir tidak pernah makan sambal bikinan saya sendiri.
4. Impulsif.
Gerak refleks saya sangat canggih! Cihuy. Kadang-kadang bahkan saya suka tidak sadar melakukan suatu hal gara-gara si gerak reflek itu terlalu hebat. Saya beberapa kali pernah mengangkat telepon tanpa sadar saat sedang tidur. Dan ternyata saya tidak sekedar mengangkat telepon saja. Saya bahkan mampu mengobrol dalam keadaan tidak sadar tersebut. Atau contoh lain dari gerak refleks saya yang terlalu hebat. Saat sedang nginep di kosan Lia, saya pernah terbangun dari tidur gara-gara mendengar teman saya mencari-cari DVD. Padahal ya, saat itu saya beneran lagi tidur. Ujug-ujug saya bangun dan mengambil DVD tersebut, kemudian beranjak tidur lagi. Hehehe. Banyak juga sih kejadian yang menyangkut gerak refleks saya ini. Cuma yang paling saya inget mah, ya ini.
5. Tidak ngoyo.
Saya ini orang yang tergolong santai. Apa yang ada di depan mata ya dijalanin.
6. Punya resolusi 2008.
Sebelumnya, saya hampir tidak pernah membuat resolusi. Tapi tahun ini, entah kenapa ujug-ujug saya bikin resolusi. Saya punya dua resolusi tahun ini. Pertama, saya mau [dan harus] lulus tahun ini. Mau wisudanya November kek, mau wisuda Februari kek, yang penting saya lulusnya tahun ini! Sekarang saya lagi berusaha mewujudkan resolusi yang satu ini. Semoga saja, memang bisa tahun ini! Jadinya rencana-rencana saya di tahun mendatang tidak terhambat. :)
Resolusi kedua adalah lancar nyetir mobil. Hihihi. Agak telat ya? Teman-teman saya menjalani fase ini saat SMA. Sementara saya, sekarang baru beres les nyetir. Itupun belajarnya di
7. Bisa tari
Hehehe. Ini gara-gara Mama saya yang tidak suka melihat anaknya tidak punya kegiatan.
8. Berpotensi menjadi seorang games freak!
Untung saja saya tidak mengenal [bisa memainkan] game-game arcade macam Warcraft atau Diablo atau game online macam Ragnarok. Kalau tidak, hahaha, kuliah saya bisa hamcur! Masalahnya, sekarang aja kalau dapet game tycoon aja girangnya bukan main. Dan saya selalu obsesi bisa menyelesaikan game itu secepatnya. Kalau sudah tamat, diulang lagi sampai nilainya sempurna. Selain itu, saya juga hobi mencetak high score di komputer orang. Dulu, saya pertama kali kenal game Bounce dari komputer Lia Jambi. Awalnya mah bego. Tapi karena tekad saya untuk mencetak high score, saya pernah sengaja enggak kuliah dan main di kosan Lia sampai akhirnya berhasil mencetak high score! hahaha. Sampai sekarang si Lia belum bisa mengalahkan high score yang saya cetak. Dia selalu kesal tiap melihat high score bounce di komputernya. Dan kalau dia gagal terus mengalahkan saya, dia bilang mau me-reset si high score itu. Hehehe.
9. Bercita-cita punya coffee shop!
Heuheuheu. Entah dari kapan, keinginan ini sudah muncul. Saya juga tidak tahu apa pemicunya. Yang jelas, saya selalu membayangkan enaknya punya coffee shop sendiri. Saya bisa nongkrong di situ tiap hari tanpa mengeluarkan uang. Terus, saya duduk di sebuah sofa yang besar dan empuk sambil membaca buku, mendengarkan musik bernuansa jazz, sambil pelan-pelan menyeruput kopi. Hmmmm. Sepertinya nyaman sekali
10. Suka cerita.
Dari kecil, saya sudah suka becerita. Dan kadang-kadang, cara saya bercerita suka berlebihan. Misalnya waktu kecil, saya dan sepupu pernah diajak ke pasar. Tiba-tiba sepupu saya ini melihat orang jualan mainan dan berhenti. Rombongan saya tidak sadar dan meninggalkan dia. Ketika sadar, semua panik. Untung tak lama dia berhasil ditemukan. Sampai di rumah, saya langsung bilang, “Tadi si kakak hilang di belanjaan!” cerita saya dengan mimik serius dan nada meninggi. Orang rumah pun tertawa mendengar cerita saya, tapi saya bengong kenapa mereka malah ketawa. Hehehe. Pernah juga waktu kecil, selesai shalat Teraweh, saya melihat Papa saya bersalam-salaman. Tau-tau saya teriak ke keluarga saya, “Ya ampuuun! Papa Tetta salaman!” Hahahaha. Lebay bukan? Saya juga bingung kenapa Papa saya salaman mesti menjadi sesuatu yang “Ya ampun. Hehehe. Namanya juga anak kecil. Kebiasaan cerita ini terbawa sampai sekarang. Dengan Soleh, saya terbiasa cerita apa saja. Padahal sebenarnya enggak penting-penting amat sih. Tapi enak aja cerita, “Hari ini aku makan mpek-mpek loh!” atau “Aku tadi ke kampus trus ketemu ibu anu, terus masa dia aneh banget deh.” Btw, ini sebenarnya cerita apa gossip ya? Hahaha. Whatever. Pokoknya saya senang cerita!
Menurut aturan main, saya harus tag 10 orang. Saya mau tag: