itu kata-kata yang kerap diucapkannya kepada saya. sudah menahun dia melafazkan kalimat itu. dan tiap kali mendengarnya, hati saya selalu bahagia, tahu bahwa di sana selalu ada cinta untuk saya.
cinta tanpa syarat. cinta tanpa hasrat. yang secara cuma-cuma selalu dia hadirkan. ah, betapa saya bersyukur memilikinya.
tahun ini harusnya jadi tahunnya. di mana dia berbahagia. bersanding dengan yang tercinta. tapi kemarin, semuanya berubah. tahun berbahagia harus diwarnai duka.
ibunda dari yang tercinta pergi menemui keabadian.
semua bersedih, apalagi dia. dia harus menyaksikan yang tercinta tenggelam dalam duka. hal terakhir yang ingin dia lakukan adalah menjadi saksi dari keterpurukan yang tercinta.
ya, seharusnya tahun ini menjadi tahunnya. tahun meniup perahu karet kecil untuk mengarungi hidup bersama. tahun dia menjalani mimpinya menjadi pahlawan super dan melindungi yang tercinta. selamanya.
tapi saya, apa yang saya lakukan untuknya saat ini? tidak ada. saya malah berdiam di sini. tak bisa menjadi tempatnya memuntahkan kepedihan. tak bisa menopang bahunya saat dia tak mampu menapak. bahkan mengucapkan kata-kata pelipur pun saya tak mampu.
semoga dia mengerti mengenai ketidakberadaan saya. tentang alpanya kata-kata penghiburan, dan tentang absennya pelukan hangat dari saya.
for the good times and bad times, you know i will always be at your side. and you should always know, wherever you may go, no matter where you are, I will never be far away.
i luv ya, bro.