Tuesday, March 18, 2008

slow and hypnotic

tersungkur
di sisa malam

kosong
dan rendah gairah



lagi,
untuk kesekian kali
lagu ini mengalun lagi di ruangku

dan lagi-lagi
aku terhanyut dalam alunannya
menikmati tiap baitnya
memaknai detil nadanya


puisi yang romantik
menetes dari bibir

murung itu
sungguh indah
melambatkan butir darah



ya,
aku sepakat dengannya
murung memang indah
walau kerap aku membenci kehadirannya
namun tak urung aku juga merindukan kedatangannya

seperti aku kerap menunggu datangnya setetes embun di pagi hari
yang ku harap dapat menyejukan peraduanku
setetes embun
yang memercik dalam hidup
meluruhkan seluruh amarah yang pernah tersulut

oh,
betapa naif
setetes embun tak kan bisa memadamkan amarah yang sudah tersulut
tidak akan!
bagaimana bisa kobaran api yang membara itu dienyahkan hanya denga setetes embun?
lalu bagaimana dengan waktu?



nikmatilah saja
kegundahan ini
segala denyutnya yang merobek sepi

kelesuan ini
jangan lekas pergi
aku menyelami
sampai lelah hati



tidak
aku tahu tak bisa kupadamkan begitu saja
butuh hati yang tulus untuk menaklukannya
sementara aku?
apakah aku punya itu?

ah,
aku cuma ingin bergumam mengikuti nadanya


nikmatilah saja
kegundahan ini
segala denyutnya yang merobek sepi

kelesuan ini
jangan lekas pergi
aku menyelami
sampai lelah hati*

*Melankolia - ERK